Selasa, 29 September 2009

BAB IV

BAB IV
SAJIAN DAN ANALISIS DATA
A.GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah perkembangan madarasah Diniyah al-Ittihad
Terletak di sebelah utara kurang lebih 31 kilimeter dari kota Kediri, tepatnya di dusun Prayungan desa Kuwik kec Kunjang, berdiri sebuah lembaga pendidikan yang bernama Madrasah Diniyah AL-Ittihad, lembaga ini adalah salah satu lembaga yang masih tetap eksis dalam membina generasi muda, khususnya dalam bidang pendidikan agama Islam.
Keberadaan Madrasah Diniyah ini bermula pada tahun 1998 M, tahun inilah yang menjadi tonggak dasar berdirinya Madrasah Diniyah ini, berawal dari sebuah pengajian Al-quran dengan model sorogan yang bertempat di serambi masjid Baiturrahim Prayungann dibawah naungan TPQ (Tempat Pembelajaran Al-quran) yang dimotori oleh 6 orang pemuda desa yaitu mastur, Nur Amali, Agus setiyono, Ritiono sumantri, M Rifa”i dan Supardi. Berbekal keihlasan dan rasa tanggung jawab terhadap generasi muda masyarakat Islam, mereka berjuang melestarikan pengajian Al-quran model sorogan ini.
Setapak demi setapak, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun seiring dengan perubahan zaman, santri yang mengikuti pengajian al-quran model sorogan ini sudah banyak yang menyelasaikan pembelajarannya (khatam) dan jumlah santri baru juga semakin banyak, menyikapi hal ini akhirnya tercetus ide untuk memberikan materi tambahan bagi siswa yang sudah khatam Al-quran yaitu materi kitab Fasholatan serta model pembelajaran juga sudah diatur menurut tingkat materi dan usia (klasikal).
Seiring dengan perkembangan pengajian ini, sedikit demi sedikit membuat dewan Guru, takmir masjid Baiturrahim dan masyarakat sekitar mulai terpikat dan tertarik untuk mengelola pendidikan ini menjadi lebih baik dan lebih optimal, akhirnya pengajian yang pada mulanya berada dibawah naungan TPQ, pada tahun 2003 atas inisiatif takmir masjid, masyarakat dan dewan guru dibentuklah suatu lembaga pendidikan yang bernama “Madrasah Diniyah Al-Ittihad”.
Setelah lembaga baru ini terbentuk, otomatis kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan model sorogan berubah menjadi klasikal, serta materi yang diajarkan juga lebih benyak dan lebih bervariasi, tetapi tetap dalam koridor keagamaan.
Pada awalnya para santri dibagi menjadi lima kelas yang berbeda, yaitu kelas satu, kelas dua, kelas empat, dan kelas lima ibtida”iyah, pembagian ini didasarkan pada penguasaan tentang baca tulis Al-quran dan huruf arab, sejalan dengan pembagian kelas ini, muncul masalah baru yang ditimbulkan yaitu masalah tempat belajar, tetapi hal ini dapat teratasi karena ada inisiatif dari H. Moh Sjahid Sag beliau adalah ketua yayasan SMP GUPPI Kunjang. Beliau menawarkan untuk memakai kelas yang lokasi gedungnya bertepatan berada disebelah masjid Baiturrahim Prayungan, akhirnya kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan sampai dengan saat ini.
bila ditinjau dari awal mula proses berdirinya Madrasah Diniyah Al-Ittihad Prayungann Kuwik Kunjang telah melalui beberapa tahap, yaitu :
1.Tahap pertama
yaitu tahap pendirian yang berlangsug antara tahun 1998 sampai dengan tahun 2000,
2. Tahap kedua
Merupakan Tahap pembenahan, berlansung antara tahun 200 sampai dengan 2003.
3. Tahap ketiga
Merupakan tahap survival, yaitu yang berlansung antara tahun 2003 sampai dengan tahun 2006.
4.Tahap keempat.
Merupakan tahap pengembangan dan penyempurnaan, tahap ini berlansung mulai dari tahun 2006 sampai dengan sekarang.
2. Visi dan Misi Madrasah Diniyah Al Ittihad
a. visi
Unggul dalam mutu, terdepan dalam prestasi, dan berpijak pada budi pekerti.

b. Misi
1). Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam dengan budaya Islami.
2). Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan sesuai dengan kurikulum.
3). Mendorong dan membantu setiap siswa untuk menghayati dirinya, sehingga dapat berkembang baik dan maksimal.
4). Mendorong terbentuknya jiwa yang Islami sehingga terbentuk suatu masyarakat yang berbudaya Islam.
3. Struktur Organiaasi Madrasah Diniiyah Al-Ittihad



4. Keadaan Guru.
Jumlah guru di Madrasah Diniyah Al Ittihad sebanyak 16 orang ustadz, dengan perincian sebagai berikut :
TABEL I
DATA GURU MADRASAH DINIYAH AL ITTIHAD
NO
NAMA
JABATAN
ALAMAT
1
Edy Nur Kholis
Kepala sekolah
Prayungann
2
M. Rifa”i
Wa.Ka. Sek.
Prayungann
3
M. .Mahfud
Kurikulum
Prayungann
4
M. Nur Khamim Spdi.
Bendahara
Prayungann
5.
Agus Siswanto
Sarana Prasarana
Prayungann
7.
M. Mufid WH.Shi.
Sekretaris
Prayungann
8.
Abdul azis
Guru
Kedung Bogo
9
Abdul Majid
Guru
Kedumg Bogo
10.
Surateman
Guru
Prayungann
11.
M. Jazuli
Guru
Pacitan
12.
Agus Setiyono
Guru
Prayungann
13.
Purwanto
Guru
Kedung Bogo
14.
Hadi purnomo
Guru
Prayungann
15.
M. syafi”i Ridwan
Guru
Prayungann
16.
Ali mustofa
Guru
Prayungann
Sumber : Madrasah Diniyah Al Ittihad Kunjang Kediri Tahun 2009
5. Keadaan siswa
Siswa yang mengikuti mata pelajaran Jurumiyah di madrasah Diniyah al-ittihad Prayungann Kuwik Kunjang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas empat dan kelas lima, adapun perinciannya sebagai berikut :
a. Siswa laki-laki : 25 siswa
b. Siswa perempuan : 35 siswi
Jumlah : 50 siswa
6. Aktifitas Pendidikan
Menurut hasil pengamatan penulis, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Madrasah Diniyah Al-Ittihad kunjang kediri dilakukan dengan sistem klasikal yang terdiri dari 6 kelas tingkat ibtida”(dasar) dan 2 kelas tingkat tsanawi (lanjutan), kegiatan belajar mengajar dimulai kurang lebih 10 menit setelah sholat magrib selesai dan tiap hari hanya satu materi pelajaran yang diajarkan, penerapan jam pelajaran menurut peneliti sangat kurang dalam hal disiplin serta kurang bisa konsisten dalam bidang waktu, hal ini disebabkan karena proses KBM di Madrasah Diniyah Al Ittihad berlangsung setelah sholat magrib, padahal waktu sholat magrib dari bulan satu kebulan yang lain selalu berubah dan tidak sama.
Adapun Jadwal mata pelajaran diMadrasah Diniyah Al Ittihad Prayungann Kuwik Kunjang adalah sebagai berikut :
TABEL II
JADWAL MATA PELAJARAN
MADRASAH DINIYAH AL-ITTIHAD
TAHUN AJARAN 2008/2009

KLS
MLM SABTU
MLM AHAD
MLM SENIN
MLM SELASA
MLM RABU
MLM KAMIS
I
Fiqih
Sulam
imla
Sirah nabi
Imla
Ra”sun sirah
II
Tajwid
Fiqih
tajwid
imla
Alala
Sirah nabi
III
Mabadi
Ahlaq
mabadi
Hidayat al sibyan
Aqidah al awam
Hidayat al sibyan
IV
Taisirul k.
Jurumiyah
mabadi
Amsilat tasrifiyah
Hidayat al mustafid
Bad”i al amal
V
Taisirul k.
Ibriz
Jurumiyah
Mabadi
Jauharul kalamiyah
Amsilah tasrifiyah
VI
Adab al alim
Riyadul b.
imrity
Amsilah tasrifiyah
Jauharul kalamiyah
Ibriz
Sumber : Madrasah Diniyah Al Ittihad Kunjang Kediri 2009
7. Aktifitas KBM kitab jurumiyah
Kitab jurumiyah ini diajarkan di dua kelas yaitu kelas empat dan kelas lima tingkat ibtida”, sedangkan masing-masing kelas dalam satu minggu menerima satu kali tatap muka , adapun kegiatan belajar mengajar di kelas empat dilaksanakan pada tiap hari sabtu malam ahad, sedangkan kegiatan belajar mengajar di kelas lima dilaksanakan pada tiap hari ahad malam senin. Adapun waktu kegiatan belajar mengajar kitab jurumiyah ini dilaksanakan sepuluh menit setelah sholat maghrib usai.
B.SAJIAN DATA
Dalam mengumpulkan data penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yang dianggap menunjang dalam penelitian ini antara lain yaitu :



a. Teknik observasi.
1). Mengenai penerapan metode
TABEL III
HASIL PENGAMATAN MENGENAI PENERAPAN METODE
NO
JENIS YANG DIAMATI
KS
K
C
B
BS
1.
Penggunaan jam pelajaran





2.
Penyampaian materi
a. Pre test
b. Cara membaca
c. cara menerangkan
d. evaluasi
e. silabus
f. persiapan mengajar(RPP)




















3.
Penampilan guru dalam mengajar
a. pakaian
b.Bahasa
c. Pandangan guru










4.
Alat bantu pembelajaran
a. papan tulis
b. Buku / kitab rujukan lain
c. kitab jurumiyah










Sumber : hasil observasi mengenai pembelajaran Kitab Jurumiyah Di Madrasah Al Ittihad Kunjang Kediri tahun 2009

b. Metode angket.
hasil angket ini merupakan tanggapan siswa terhadap proses penggunaan metode gramatika terjemah dalam membaca kitab jurumiyah, berdasarkan hasil angket, umumnya siswa senang dengan pelajaran jurumiyah, tetapi kebanyakan dari mereka merasa sulit dalam memahami pelajaran ini, meskipun sebelum belajar kitab jurumiyah ini, mereka juga pernah mempelajari ilmu nahwu dengan kitab lain.
Dan setelah melihat tabel yang memuat tentang respon siswa terhadap penggunaan metode gramatika terjemah dalam membaca kitab jurumiyah, maka dengan mudah bisa dilihat tanggapan siswa yang merasa senang dengan pelajaran jurumiyah adalah 82,9% siswa dan yang tidak senang sekitar 17%, siswa menyatakan pelajaran jurumiyah mudah 93,6% dan 6,3% menyatakan pelajaran ini sulit, 8,5 %, siswa yang pernah belajar kitab nahwu selain jurumiyah dan siswa yang tidak pernah belajar nahwu menggunakan kitab selain jurumiyah adalah sebanyak 91,4%, siswa yang bisa membaca kitab jurumiyah sebanyak 10,6% dan siswa yang tidak bisa membaca kitab jurumiyah sebanyak 72,3 %, siswa yang sering faham 34% dan siswa yang sering tidak faham sebanyak 65,9 %, siswa yang masuk kelas tepat waktu 27,6% dan yang tidak tepat waktu sebanyak 72,3%, sebanyak 51% mengatakan bahwa guru sering terlambat dan 48,9% mengatakan guru tidak sering terlambat, 46,8% menyatakan senang jika guru terlambat dan 53,1 % mengatakan tidak senang jika guru terlambat datang mengajar, 65,9 % siswa menyatakan waktu pelajaran perlu ditambah dan 34% siswa menyatakan waktu pelajaran tidak perlu ditambah.

c. Teknik interviev.
Adapun hasil jawaban yang didapat dari keterangan dan penjelasan Bpk M. Rifa”i bawa metode pembelajaran dengan metode gramatika terjemah atau dalam bahasa beliau disebut dengan maknani telah berlansung di madrasah diniyah al ittihad sejak pertama diajarkannya kitab ini, dan selama ini belum pernah diajarkan dengan metode lain, metode ini tidak hanya dipakai dalam pembelajaran kitab jurumiyah saja, tetapi dalam seluruh proses pembelajaran masih menggunakan metode gramatika terjemah ini.
Sedangkan pelaksanaan didalam kelas diawali dengan salam diteruskan dengan pre test yang biasanya dilakukan dengan menyuruh murid untuk bergantian membaca materi yang sudah diajarkan dan setelah selesai, baru selanjutnya guru melanjutkan materi pelajaran beserta penjelasannya, dan pada akhir proses pembelajaran terkadang guru juga mengadakan evaluasi mengenai materi yang baru disampaikan, evaluasi dalam pembelajaran kitab jurumiyah juga dilakukan dengan sistem semester, yaitu dilakukan setiap enam bulan (UTS/UAS).
Menurut keterangan Bapak M.rifa”i, dalam pelaksanaan metode ini guru tidak mempunyai Silabus dan juga guru jarang membuat dan merancang persiapan pembelajaran, sehingga penyampaian materi hanya berdasarkan Instink atau perkiraan saja, sehingga target penyampaian materi tidak jelas dan terkesan dalam mengajar hanya sebagai aktifitas biasa tanpa ada target yang hendak dicapai.
Begitu juga dalam proses pembelajaran, interaksi antara guru dan murid dirasakan sangat kurang atau bahkan terkadang tidak ada sama sekali, yang terkesan aktif dalam proses pembelajaran adalah guru sedang murid hanyalah objek yang pasif.
Problema lain yang dirasakan dalam pembelajaran ini yaitu guru dan murid sering terlambat masuk kelas, bahkan terkadang tidak masuk karena ada urusan keluarga ataupun urusan pribadi, hal ini mengakibatkan efektifitas pembelajaran menjadi kurang optimal.
e. Metode tes.
Data yang digali dari metode ini adalah mengenai hasil belajar siswa dalam membaca, memaknai/menerjemah dan mengartikan dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL III
DATA HASIL EVALUASI SISWA
NO
SISWA
NOMOR SOAL
NILAI
RATA2
KETUNTASAN
1
2
3
Y
T
1
80
70
80
76.6
Y

2
70
40
40
46.7

T
3
70
40
40
50

T
4
60
60
40
53.3

T
5
80
70
80
76.6
Y

6
50
30
20
33.3

T
7
40
30
20
30

T
8
60
30
20
36.6

T
9
60
30
40
43.3

T
10
80
70
80
76.6
Y

11
50
30
20
33.3

T
12
70
40
40
50

T
13
60
30
40
43.3

T
14
40
30
60
43.3

T
15
80
70
80
76.6
Y

16
65
20
30
38.3

T
17
40
40
65
48.3

T
18
60
30
40
43.3

T
19
60
30
20
36.6

T
20
80
70
80
76.6
Y

21
40
30
20
30

T
22
60
30
40
43.3

T
23
50
30
65
48.3

T
24
60
60
40
53.3

T
25
80
70
80
76.6
Y

26
100
80
70
71.7
Y

27
65
20
30
38.3

T
28
60
30
40
43.3

T
29
70
40
30
43.3

T
30
40
40
30
36.6

T
31
60
30
20
36.6

T
32
60
60
30
50

T
33
100
80
70
71.7
Y

34
70
40
50
50

T
35
100
80
70
71.7
Y

36
70
40
40
46.7

T
37
30
20
10
23.3

T
38
40
40
30
36.6

T
39
65
30
20
38.3

T
40
100
80
70
71.7
Y

41
65
20
30
38.3

T
42
40
30
60
43.3

T
43
40
40
20
33.3

T
44
60
30
20
36.6

T
45
100
80
70
71.7
Y

46
60
30
40
43.3

T
47
40
40
65
71.7
Y

48
60
30
40
43.3

T
49
60
60
40
53.3

T
50
100
80
70
71.7
Y

Sumber : hasil test siswa madrasah diniyah al ittihad kunjang kediri tahun 2009
Berdasarkan kurikulum pendidikan nasional seorang siswa dikatakan berhasil apabila daya serapnya mencapai 65 % dan secara klasikal 85 % dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dan dari tabel diatas dapat diperoleh hasil analisis yaitu :
1.secara perorangan atau individu dalam bidang :
a.membaca
secara perorangan siswa yang belajarnya berhasil adalah 22 orang siswa, dan siswa yang tidak berhasil sebanyak 28 siswa, maka prosentase yang telah tuntas belajarnya dalam membaca adalah 44 % .
b. memaknai/ menerjemah
Secara perorangan siswa yang belajarnya tuntas adalah 12 siswa, maka prosentase yang telah tuntas belajarnya dalam memaknai adalah 20 %.
c. memahami/mengartikan
Secara perorangan siswa yang belajarnya tuntasl adalah 15 siswa,maka prosentase yang telah tuntas belajarnya dalam memahami adalah 30 % ,
2. Secara bersama – sama (klasikal)
Secara klasikal dikatakan berhasil apabila mencpai 85% dari siswa yang daya serapnya 65%, dapat dilihat pada tabel bahwa siswa yang telah tuntas belajarnya sejumlah 13 orang siswa atau 26%, sehingga keberhasilan pembelajaran dengan metode gramatika terjemah belum bisa dikatakan tuntas dan belum berhasil.


Menurut suharsimi arikunto kategori penelitian kualitaif adalah sebagai berikut :

NILAI
PENAFSIRAN
75-100
SANGAT BAIK
56-75
CUKUP
40-55
KURANG
Dibawah 40
SANGAT KURANG

berdasarkan hasil evaluasi siswa mengenai membaca sebesar 44%, memaknai/menerjemah 30 % dan mengartikan 15 % yang letaknya dibawah 40, maka dinyatakan hasil dari proses pembelajaran dengan metode garamatika terjemah dalam membaca memaknai/menerjemah dan mengartikan/memahami sangat kurang.
C.ANALISIS DATA
1). Analisis penerapan metode gramatika terjemah
Dari analisis peneliti yang dilakukan dengan berbagai metode antara lain memakai metode observasi dan evaluasi serta angket diperoleh hasil tentang proses pembelajaran metode gramatika terjemah dalam membaca kitab jurumiyah dimadrasah diniyah al ittihad kunjang kediri sebagai berikut : pembelajaran metode gramatika terjemah dalam membaca kitab jurumiyah dimadrasah diniyah al ittihad kunjang kurang maksimal dan dirasakan belum tuntas.
Hal ini dapat dilihat dari penerapan jam pelajaran yang dirasakan sangat kurang optimal, hal inilah salah satu aspek yang sangat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam pencapaian materi pelajaran.
Selain itu dalam persiapan pembelajaran antara lain mengenai silabus, RPP dan pre-test serta evaluasi juga dirasakan sangat kurang, akan tetapi hal ini didukung oleh cara membaca yang baik dan cara menerangkan yang baik dari guru, sehingga seakan-akan kekurangan tersebut tertutupi oleh kepandaiaan guru.
Mengenai penampilan guru dalam mengajar bisa dianggap baik dan cukup mendukung dalam memberikan kontribusi yang positif terhadap penyampaian materi kepada siswa, sedangkan dalam hal alat bantu pembelajaran hanya didapati sebuah papan tulis dan kitab jurumiyah yang dimiliki oleh setiap siswa, sedangkan kitab rujukan lain dan alat bantu lain dalam pembelajaran dirasakan sangat kurang sekali, sehingga menjadikan pelajaran ini monoton.
2). Analisis problema
Problema yang diketahui dari hasil observasi ini antara lain yaitu hampir semua kelemahan metode gramatika terjemah terdapat disini, antara lain dalam pembelajaran lebih banyak mengajarkan “tentang bahasa” bukan mengajarkan “kemahiran berbahasa”, hanya mengajarkan kemahiran membaca, sedang tiga aspek lain (menyimak, berbicara, menulus) diabaikan, terjemahan harfiah sering mengacaukanmmetode pemaknaan kalimat dalam konteks yang luas, dan hasil terjemahannya tidak lazim menurut cita rasa bahasa ibu siswa. pelajar hanya mempelajari satu ragam bahasa, yaitu ragam bahasa tulis klasik, sedangkan bahasa tulis modern dan bahasa percakapan tidak diperoleh. kosa kata, struktur dan ungkapan yang dipelajari oleh siswa mungkin sudah tidak dipakai lagi atau dipakai dalam arti yang berbeda dalam bahasa modern. karena otak siswa dipenuhi oleh masalah-masalah tata bahasa, maka tidak tersisa lagi tempat untuk ekspresi dan kreasi berbahasa.
Sedangkan problema yang lain adalah tentang penggunaan jam pelajaran yang kurang optimal, persiapan yang sangat kurang dan hampir tidak ada serta sangat kurang dalam hal penggunaan alat bantu dalam pembelajaran.
3). Analisis Penyebab problema
Para ahli psikologi pembelajaran telah sepakat bahwa dalam proses pembelajaran atau dalam proses belajar mengajar terdapat unsur internal dan eksternal, mengenai hal ini Ahmad Fuad Effendy (2004: 10) menjelaskan bahwa unsur internal meliputi bakat, minat, kemauan dan pengalaman terdahulu dari dalam diri pembelajar dan unsur eksternal meliputi guru, buku teks, dsb.
Unsur internal dapat dikatakan pembawaan atau keturunan yang berasal dari anak didik, sedangkan unsur ekstenal bisa juga disebut pengaruh lingkungan, setelah peneliti menerapkan berbagai metode dalam memperoleh data diketahui bahwa problema yang terjadi dalam penggunaan metode gramatika terjemah dimadrasah dniyah al ittihad kunjang kediri disebabkan oleh unsur internal dan eksternal.
Perbedaan dalam cara atau metode mengajarkan bahasa dipengaruhi pula oleh perbedaan pandangan terhadap hakekat bahasa dan perbedaan dalam menganalisis dan mendeskripsikan bahasa, Seperti dalam penggunaan metode gramatika terjemah dimadrasah diniyah al ittihad ini dirasakan pengetahuan guru tentang metode pembelajaran sangat minim, hal ini mengakibatkan guru tidak mengetahui kekurangan dari metode yang dipakai dan hal inilah yang menyebabkan problema tersebut bertahan.
Selain hal itu dari observasi diketahui bahwa penyebab kurang optimalnya penggunaan jam pelajaran diakibatkan oleh kurang disiplin yang dilakukan oleh guru dan murid dalam hal ketepatan ketika masuk kelas untuk mengikuti jam pejaran, sedangkan dalam hal persiapan pembelajaran RPP dan silabus hal ini diakibatkan karna kurangnya pengetahuan guru tentang persiapan pembelajaran. Adapun mengenai alat bantu pembelajaran hal ini karena minimnya pengetahuan guru tentang berbagai metode pengajaran dan mengenai alat bantu yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
Disadari bahwa pada setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahan (ahmad fuad effendi, 2004: 69) sehingga tidak dapat dikatakan mana yang paling baik dan yang paling unggul, karena setiap metode memiliki landasan-landasan teoritis dan empiris, sebuah metode lahir untuk memenuhi kekurangan dari metode lainnya, sedangkan untuk memenuhi kekurangan-kekurangan dari metode gramatika terjemah ini dapat digunakan metode ekletik, yaitu yang berarti pemilihan dan penggabungan dari semua metode yang ada untuk mengefektifkan pengajaran,
metode ini didasarkan pada asumsi bahwa : tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi kekuatan dan kelemahan, setiap metode mempunyai kekuatanyang bisa dimanfaatkan untuk mengefektifkan pelajaran, lahirnya metode baru harus dilihat tidak sebagai penolakan atas metode lama, melainkan harus dilihat sebagai penyempurnaan, tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru,semua siswa dan semua program pengajaran, yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan memenuhi kebutuhan metode dan setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.
Mengenai tidak adanya persiapan dalam proses pembelajaran, hal ini dapat diatasi dengan cara memberikan bimbingan kepada guru dalam membuat persiapan pembelajaran yang berupa RPP dan silabus, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran akan lebih terarah dan mencapai hasil yang optimal serta mempunyai target yang jelas dalam pembelajaran.
Sebagai pedoman pembuatan silabus, dapat dipakai silabus dari sistem KBK yang mempunyai ciri sbb ; a). komponen silabus terdiri atas kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, langkah pembelajaran, alokasi waktu, sarana dan sumber belajar, dan penilaian. b). kompetensi dasar merupakan pernyataan tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang dirfleksikan dalam kebisaan berfikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau sub aspek mata pelajaran tertentu. Hasil beljar mencermnkan kamampuan siswa dalam memenuhi satu tahapan pengalaman belajar dlam satu kompetensi dasar. Indikator merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik, c). Langkah pembelajaran memuat rangkaian kegiatan secara berurutan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Rumusan pernyataan dalam langkah pembelajaran minimal mengandung 2 unsur yaitu kegiatan siswa dan materi. Pendekatan pembelajaran bermakna menjadi acuan dalam proses pembelajaran.
Mengenai guru kurang disiplin hal ini dapat diperbaiki dengan cara mengevaluasi kinerja guru dan memberikan penyuluhan kepada guru untuk meningkatkan disiplin, sehingga bila disiplin dimulai dari guru maka secara otomatis murid akan mengikuti tidak lupa juga peran lingkungan dan masyarakat yang harus diupayakan untuk medukung pelaksaan disiplin waktu ini. Akan tetapi untuk murid dapat diatasi dengan teori “hukum efek”nya Edward L.Thorndike yang memberikan perhatian kepada ganjaran dan hukuman (Reward and Punishmant; al-tsawab wal ‘iqa:b), menurutnya ganjaran memperkuat hubungan antara stimulus dan respon, sebaliknya hukuman melemahkannya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara dengan memberi ganjaran kepada siswa yang selalu disiplin dalam mengikuti jam pelajaran seperti memberi nilai yang lebih ataupun dengan pujian dan dukungan
Diketahui dari pendapat M.Ngalim purwanto (2004: 17) .bahwa pada tiap-tiap sifat dan ciri-ciri manusia dalam perkembangannya ada yang lebih ditentukan oleh lingkungannya, dan ada pula yang lebih ditentukan oleh pembawaannya, tetapi dari pelajaran psikologi kita mengetahui kebanyakan dari para ahli psikologi-individual antara lain Alfred Adler dan Kunkel lebih menitik beratkan kepada kekuatan pengaruh pembawaan, sehingga dengan penyempurnaan unsur internal dan eksternal dalam proses belajar mengajar ini, diharapkan akan lebih dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar menggunakan metode gramatika terjemah dimadrasah diniyah al ittihad kunjang kediri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar